Kamis, 20 Oktober 2011

MASJID KHADAFI

MedanBisnis – Jakarta. Pimpinan Libya Muammar Khadafi bukanlah nama asing bagi telinga publik Indonesia. Namanya bahkan diabadikan dalam bentuk masjid megah dan indah di Sentul, Masjid Muammar Qaddafy. Gejolak Libya tak mempengaruhi aktivitas di masjid yang terlihat jelas dari Tol Jagorawi itu.
"Nggak ada masalah. Kita tetap jalan terus. Itu kan masalah politik di sana," kata Sekretaris Majelis Az-Zikra, Setyo Budi Santoso, pada wartawan, Jumat (25/2). Yayasan Az-Zikra pimpinan da"i Arifin Ilham adalah pengelola Masjid Muammar Qaddafy.


Budi menuturkan, masjid tersebut sudah diwakafkan dan diserahkan seluruhnya kepada yayasan. Sejak itu, pengelolaan masjid tersebut dijalankan oleh yayasan. "Kita dikasih amanah untuk mengelola masjid itu. Itu wakaf," ujarnya.

Budi mengatakan, beberapa waktu lalu dia sempat bertemu Khadafi di Libya. Setiap tahun, pihaknya mendapat undangan acara Maulid Nabi SAW di Libya. Namun pertemuan Budi dengan Khadafi saat itu terjadi sebelum Libya bergejolak. "Setelah kita pulang, baru ada demo itu," katanya.
Budi menambahkan apa yang terjadi di Libya merupakan masalah politik yang bisa terjadi di setiap negara. Setiap negara mempunyai satu tujuan yakni menyejahterakan dan memakmurkan rakyatnya. Di Libya sendiri rakyatnya sudah makmur. Namun ada oposisi yang ingin berkuasa.

"Di sana sudah (sejahtera), tapi ada lawan politik yang juga ingin berkuasa. Ya kita di sini tetap jalan seperti biasa, kegiatan di sini sama saja," ungkapnya. Masjid Muammar Qaddafy diresmikan pada bulan Juli 2009 dengan menelan ongkos Rp 40 miliar. Yayasan Az-zikra sebagai pengelola tidak mengeluarkan biaya sepeser pun. Tanah seluas 5 hektar untuk masjid ini merupakan tanah wakaf yang disumbangkan oleh developer Bukit Az-Zikra.


Sedangkan dana puluhan miliar untuk membangun adalah bantuan Khadafi. Nama pemimpin nyentik yang tetap berpangkat kolonel itu akhirnya diabadikan menjadi menjadi nama masjid megah berlantai tiga tersebut. Arsitek bangunan masjid ini adalah ipar mantan Ketua PP Muhammadiyah Amien Rais, Muhammad Fanani. (ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar